Rantai Babi

Sunday 29 August 2010

suatu malam kami sekeluarga dikejutkan dengan suara berisik yang melenguh berkeliaran disamping rumah kami dahulu di pedalaman kalimantan, tepatnya di kecamatan Melak, Hulu Mahakam, Kaltim. Kulihat bapakku segera mengambil senapan laras panjang dan segera mengisinya dengan peluru sebesar jempol orang dewasa. lalu akupun mengikutinya ke arah samping rumah. Duarrrrr.. tembakan tersebut tepat mengenai sasaran. ternyata sosok babi hutan yg sangat besar yang ditembaknya. seketika berhamburanlah pergi lari terbirit-birit kelompok babi lainnya. namun diluar dugaan, babi besar tadi yg terkena tembakan, ajaibnya segera beranjak bangun seperti bangun dari pingsannya. ternyata walau telah terkena tembakan dengan telak. babi besar itu tidak cedera sedikitpun. kemudian kami lihat babi itu segera lari dengan cepatnya. itulah kejadian tatkala aku masih berumur 7 tahun, dan kalimantan masih subur dengan hutan belantaranya, di sekitar tahun 1974. peristiwa itu begitu melekat dalam ingatan, apalagi tatkala keesokan harinya, aku ikut mendengar cerita bapakku itu kepada pegawai-pegawainya ( bapak menjabat sebagai KKPH Dinas Kehutanan). dan salah seorang dari mereka yg masih penduduk aseli setempat ( suku dayak kenyah) bercerita bahwa babi yang semalam bapak tembak ialah Rajanya Babi Hutan. aku masih mengingatnya walau dalam kegelapan malam namun dibantu sinar bulan tampak bulu2nya gondrong lebat, dan dua taring nampak sangar pada mulutnya.. rumah dinas yg kami tempati itu memang bersebelahan dengan kantor bapak, sehingga setiap pulang sekolah, aku selalu jadikan tempat bermain, bercengkerama dengan pegawai bapak. pegawai bapak bercerita, bahwa babi besar itu punya kekebalan dan anti tembak, jadi walaupun sudah kena tembak, paling hanya terjatuh bengong sebentar karena efek benturan, lalu bisa bangun dan pergi. menurutnya pada taring babi itu ada "jimatnya" yg berbentuk seperti ulat yg melingkar dan membatu. setiap kali babi itu mandi, maka jimat itu dilepasnya. dan setelah mandi, dipakai lagi dilengketkan pada taringnya.. aku masih tak mengerti dan penasaran dengan jimat itu, yg belakangan terkenal dengan istilah "rantai babi". sampai suatu saat ketika aku kuliah di Bogor, aku menemukan buku karangan DR. Ibrahim Alfian ( dosen UGM ). pada buku itulah ada diceritakan sedikit tentang "rante babi" yang digunakan ulama Aceh ketika berperang melawan Belanda. untuk itulah maka aku upload gambarnya disini sebagai penambah wawasan. berhubung belakangan aku sering melihat salah kaprahnya paranormal yg tidak bertanggung jawab dan sombongnya menyatakan " rante babi" versinya, yg kuanggap bohong dan tidak sesuai dengan apa2 yg diketahui dan diceritakan oleh suku-suku terasing di pedalaman. pada gambar di blog inilah aku menyatakan bentuk aseli rante babi yang sebenarnya. yang mana sekarang rante babi di foto itu masih ada dan tersimpan di museum kolonial Belanda. Kutipan dari http://kisawung.blogspot.com

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Post a Comment

My YM

Status YM

My Twitter

Follow marif.handoko on Twitter

Categories

Powered by Blogger.

Followers